Minggu, 20 Januari 2013

REVOLUSI TOTAL KONSEP SYUKUR (REVOLUSI KEBAHAGIAAN)


LIMA PILAR SYUKUR – KUNCI SEGALA KUNCI KEBAHAGIAAN (REVOLUSI KEBAHAGIAAN)

Karena berkaitan dengan kebahagiaan, pembahasan kali ini akan cukup panjang karena semua orang mengejarnya bahkan tak henti-hentinya buku-buku motivasi terbit untuk mengatasinya. Sayangnya, banyak buku menyajikan rumus kebahagiaan secara tidak komprehensif sehingga kebahagiaan pun hanya berjalan sementara dan segera lenyap kembali. Oleh karena itu, inilah pembahasan paling komprehensif yang dengan diiringi pengalaman hidup, kebahagiaan Anda tidak akan sirna dan akan selalu menyertai Anda sepanjang waktu*. Maka tersenyumlah, karena Anda akan segera mengetahui rumus lengkapnya!
*Karena itu, Anda benar-benar harus menguasai dan menerapkannya.

Sebagai pembuka, akan kami suguhkan dua kisah terbaik tentang kesyukuran, maka fahamilah dengan sepenuh hati, karena konsep ini amatlah mahal...

KISAH 1: 

Khalifah Harun Ar-Rasyid sedang dalam sebuah perjalanan melintasi sebuah gurun pasir menunggangi unta. Bersamanya seorang penasehat yang bijak, Ibnu As Samak. Perjalanan panjang di siang yang panas. Terik matahari membuat dehidrasi dan sang khalifah pun kehausan. Pada satu tempat yang teduh, Harun Ar-Rasyid menepi.

Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar, “Khalifah…, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andai kata kau tidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya?!”

Tanpa pikir panjang khalifah
Ar-Rasyid menjawab, “Tentu, aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!”

Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.

Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi, “Wahai Khalifah, andai air segelas yang kau minum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak k
aruan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila kau berobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah kau sudi membayarnya?”

Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnu Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, “Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku!”

Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, “O…, kalau begitu SELURUH
KEKUASAAN yang khalifah miliki itu rupanya HANYA senilai segelas air saja!”

Pembaca yang budiman, itu barulah kenikmatan segelas air...! Coba kita renungkan dan kita rasakan baik-baik, betapa nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita amat sangat banyak, hingga kita tak akan mampu menghitungnya.

"
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu TIDAK AKAN SANGGUP menghitungnya." (Q.S. An-Nahl: 18)

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman)

referensi: http://cintamerahputih.blogspot.com/2010/05/harga-sebuah-kekuasaan-1-gelas-air-saja.html


KISAH 2:
 
Alkisah, di sebuah kerajaan, seorang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan sepasukan pengawalnya, raja pergi berburu ke hutan. Karena kurang hati-hati, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari penasehatnya.

Karena
tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat berkata, ’Asa Khair’ Baginda, semoga semuanya baik, apapun yang terjadi patut disyukuri”. Mendengar ucapan penasehatnya sang raja langsung marah besar!kurang ajar! Kena musibah bukannya dihibur malah disuruh bersyukur!”, dan si penasehat pun dijebloskan ke penjara.

Hari terus berganti,
meski telah kehilangan jari kelingking, raja tidak juga menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga saat berada di tengah hutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka ditangkap dan diarak untuk dijadikan sesembahan kepada sang dewa.

Sebelum dijadikan sesembahan
, raja dan penasehatnya dimandikan. Saat giliran raja barulah ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya cacat. Raja itu pun dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan, akhirnya raja dibebaskan begitu saja oleh suku primitif itu. Dan si penasehat yang dijadikan persembahan kepada para dewa. Setelah bersusah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhi hukuman penjara segera dibebaskan.

Penasehatku, aku berterima kasih kepadamu,
nasehatmu ‘Asa Khair’ ternyata benar”. Apapun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, aku bisa pulang dengan selamat”. Kemudian raja menceritakan kisah pemburuannya waktu itu.

Yang lebih kami tekankan dalam cerita ini ialah: Setelah mendengar cerita sang raja, si penasehat bukan mengatakan, ‘tuh kan raja, saya bilang juga apa’, ‘baginda bandel sih’, atau ‘saya kecewa dan minta ganti rugi selama dipenjara’, akan tetapi justru dengan buru-buru si PENASEHAT BERLUTUT SAMBIL BERKATA, “TERIMA KASIH baginda, saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu, karena jika tidak, mungkin sekarang ini sayalah yang menjadi korban dan di persembahkan kepada dewa suku primitif itu”.

Sumber : 80 Kisah Islami Terbaik
-------------------------------------------------------


Pembaca yang budiman, batas pengetahuan kita sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan setetes pengetahuan Sang Maha Mengetahui (lihat Q.S. Al-Kahfi [18]: 109 & Q.S. Luqman [31]: 27).

“Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (Q.S. Al-Kahfi: 109)

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. Luqman: 27)

Maka ketika kemudian kita mengalami sesuatu yang kita tidak merasa nyaman atasnya, mungkin itulah yang terbaik untuk kita saat itu. Lebih cerdaslah dalam memahami teka teki Allah. “Banyak kejutan indah yang terbingkai oleh ketidaknyamanan sementara. Syukuri apapun yang telah menjadi ketentuan-Nya.”

Setelah selesai memahami kisah tersebut di atas, persiapkanlah diri Anda dalam ketenangan (jika Anda sedang sibuk atau tergesa-gesa, sebaiknya Anda ikuti di lain kesempatan), benar sekali kata bijak “Pikiran seperti halnya parasut, hanya akan berfungsi bilamana terbuka”. Dan sekarang cobalah untuk memvisualisasikan bahwasanya Anda sedang berada di dekat danau biru yang tenang dengan suara relaksasi alam dan kicauan burung, selanjutnya akan penulis persembahkan ‘Super Training Motivasi Syukur & ESQ’ secara garis besar untuk Anda:

---------------------------------------------------------

Jika kita mengamati Al-Quran, ayat-ayat mengenai ‘syukur’ amatlah banyak (berupa perintah bersyukur, peringatan bagi yang kufur, balasan bagi orang yang bersyukur, dan nikmat-nikmat Tuhan yang diberikan kepada manusia), tidak hanya puluhan, tapi melebihi SERATUS AYAT!

Tidak hanya ayat populer: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, PASTI Kami akan menambah (nikmat) kepadamu....” (Q.S. Ibrahim: 7) atau pun ayat yang sangat sering kita baca (Q.S. Ad-Dhuha: 11).

Atau sedalam mana kita merenungi ayat dengan pengulangan terbanyak dalam Al-Quran? TIGA PULUH SATU kali Allah mengulang 1 ayat* hanya dalam 1 surah (Q.S. Ar-Rahman). Apakah kita merasa sudah mendengar namun tuli dalam hakikat?
*”Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi yang kamu dustakan?”

Maka, mulai detik ini, buka lebar hati & pikiran Anda:
Ada ‘LIMA KONSEP’ penyempurnaan revolusi syukur dari urutan paling penting (sekaligus sebagai rumus & kunci rahasia revolusi kebahagiaan sejati):

v Konsep PERTAMA (pondasi):
Telah dibahas panjang lebar pada tulisan sebelumnya; bahwa apapun yang menimpa kita, maka tetap ‘bersyukurlah! karena kita masih memiliki iman dan islam’, sebenar-benar nikmat terbesar yang tiada tandingnya dari segala jenis nikmat/karunia bagi orang yang memahami.
link: BERSYUKURLAH! (REVOLUSI KONSEP SYUKUR DASAR ANDA

Jika kita merasa adalah orang paling miskin sedunia, paling sial sedunia, paling hidup sebatang kara, karena kita mempunyai iman, BERSYUKURLAH SEDALAM-DALAMNYA karena nilainya pada ‘bursa harga’ Hari Kiamat menjadi amat sangat tinggi melebihi nilai seluruh langit dan bumi beserta isinya pun ditambah sebesar itu pula, bahkan lebih berharga dari 100 langit dan bumi sekalipun! PASTI!

v Konsep KEDUA (qonaah tingkatan tertinggi):
‘Syukuri apa yang ada’, kebahagiaan sama sekali tidak identik dengan kekayaan/harta. Kesuksesan tidak berarti kebahagiaan. Betapa banyak kekayaan, pangkat, atau jabatan malah menjadi SUMBER penghancur/perenggut kebahagiaan. Jika kita pernah mendengar istilah atau kisah ‘KELOMPOK/PERKUMPULAN 99’, maka jelaslah sudah (yaitu golongan orang-orang yang telah memiliki begitu banyak harta sampai berjumlah 99, namun menjadi ‘sangat gelisah dan berobsesi’ hanya untuk mendapatkan yang ke-100, padahal ketika ia mendapat NOL, ia hidup tenang). Jadi berhati-hatilah dengan kekayaan Anda, ia bak gunung berapi yang selalu aktif meluluhlantakkan kebahagiaan Anda!

Kapan Anda akan bahagia apabila Anda selalu melihat ke atas dalam urusan dunia?
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda selalu melihat kepada harta yang belum dimiliki?
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda selalu menyukai apa yang belum dimiliki?
Kapan Anda akan bahagia apabila Anda hanya akan merasa bahagia apabila keinginan Anda telah tercapai? Kapan Anda menikmati proses?
Kapan Anda akan bahagia apabila hari-hari Anda dipenuhi dengan obsesi dan angan-angan yang berlebihan?

Sekali lagi, ‘syukuri apa yang ada’, bahkan sebenarnya Anda telah memiliki sesuatu yang amat sangat berharga dalam kehidupan dunia. Jika 1 GELAS AIR saja nilainya bisa sama dengan SELURUH KEKUASAAN DAN KEKAYAAN seorang raja, maka renungkanlah sendiri (gunakan analisa risiko) seberapa banyakkah ‘nilai keseluruhan/value’ yang ada pada diri dan harta Anda???

v Konsep KETIGA (sabar dan lapang tingkatan tertinggi):
‘Syukuri penderitaan dan kesulitan yang menimpa’ (TIDAK hanya sebatas sabar atas kesulitan yang datang, tapi ‘syukuri’).*
*dengan catatan tetap harus ada ikhtiar dan tawakkal untuk menyelesaikan masalah/kesulitan yang menimpa.

Kaidah 1 (prinsip): “Ketika 1 sendok saja garam dalam air segelas pastilah terasa pahit/asin, namun 100 sendok garam pun dalam air telaga akan tetap segar.”

Masalah kecil saja yang datang dalam hati yang sempit, akan berakibat fatal (beberapa kejadian malah dapat mengakibatkan kegilaan/kematian). Namun, sebesar dan sebanyak apapun masalah yang datang dalam hati yang lapang, tak kan ada pengaruh yang berarti. Inilah tingkatan 'lapang hati/lapang dada' yang tertinggi (namun ini pun masih baru separuh dari kriteria ‘konsep ketiga’):

“Luaskan hati Anda seluas telaga atau bahkan samudera, sebelum 'masalah' mengkloningkan dirinya dan meledakkan hati Anda, maka pastilah Anda akan binasa.”

Kaidah 2 (tingkat lanjut): Kita tidak tahu apa yang dipersiapkan oleh-Nya dan hikmah apa yang tersembunyi (cermati KISAH 2 di atas). 

“Bagaimanapun banyak ilmu yang telah kita pelajari, atau banyak buku yang telah kita baca, semuanya itu tak kan berfaedah bila rasa ikhlas tidak ada dalam jiwa kita.”

Ikhlas dalam semuanya, takdir, ketentuan, ketetapan, hasil, usaha, keadaan, dan kondisi-kondisi dalam diri maupun luar (sekitar) kita, sehingga dapat menghayati makna syukur yang dalam. Memang lumrah manusia pantas bersedih jika ditimpa musibah, tetapi janganlah meratap dan segeralah bangkit! Kapan kita akan menikmati hidup jika terlarut dalam perasaan? Segeralah introspeksi… dan segeralah untuk berprasangka baik kepada Allah... Kadang, “merasa ditegur itu jauh lebih baik daripada merasa diuji”. Dengan merasa ditegur oleh Allah, kita tidak akan bersedih karena memandang musibah itu sebagai bentuk kasih sayang Allah, penghapus dosa, ataupun pijakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

“Sesuatu yang mungkin membuat kita menangis & sedih hari ini, bisa jadi adalah sesuatu yang membuat kita tersenyum & bahagia esok hari.”

“Tersenyumlah dalam penderitaan, karena sejatinya hal itu lebih manis daripada tersenyum dalam kesuksesan.”

Sebagai penguat akan hal ini, mari kita fahami tujuh kata mutiara yang bermakna luar biasa berikut ini dengan seksama:
1)     “Ketika masalah & kesulitan datang, jangan terlarut lama dalam kesedihan dan segeralah bangkit. Kadang Dia pun melukai hati, agar HIKMAT-NYA bisa TERTANAM DALAM.”
2)     "Dalam hidup terkadang kita lebih banyak mendapat apa yang tidak kita inginkan & ketika kita mendapat apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa YANG KITA INGINKAN terkadang TIDAK DAPAT membuat hidup kita menjadi lebih BAHAGIA."
3)     "Ketika 1 pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan, tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat PINTU YANG LAIN dibukakan bagi kita, PADAHAL pintu yang lain itu lebih LEBAR."
4)     "Hujan pasti BERHENTI, badai pasti BERLALU, dan malam pun pasti BERGANTI menjadi siang. Dan tanda-tanda dekatnya siang adalah 'pekatnya' malam."
5)     "Di setiap yang terjadi, di sebaliknya selalu ada HIKMAH yang mungkin sulit untuk dimengerti, dan MUNGKIN BUKAN UNTUK SAAT INI bisa untuk dimengerti."
6)     “Jika hujan bagai KESULITAN matahari bagai KEBAHAGIAAN, maka kita membutuhkan keduanya untuk bisa melihat PELANGI.”
7)     "Sesuatu yang sangat pahit menjadikan hal yang biasa saja atau pun agak manis menjadi terasa begitu manis. MANISNYA HIDUP adalah dari betapa PAHITNYA KEHIDUPAN."

Sebagai rangkuman adalah bahwasanya sabar itu dibagi ke dalam 4 tingkatan:
1)     Mengeluh (tidak sabar): tidak mau menerima musibah karena kurang/tidak didasari dengan iman, dari tingkatan terendah menggerutu sampai dengan melakukan tindakan anarkis.
2)     Sabar: menerima musibah tanpa mengeluh namun berkeinginan agar musibah yang menimpa cepat selesai; dasarnya adalah iman; pada tingkat ini masih beranggapan bahwa baginya tidak ada musibah lebih baik/disukai daripada mendapatkan musibah.
*Pada tingkatan ini saja, keutamaan dan ganjarannya sudah amat besar di sisi Allah.
3)     Ridho: menerima musibah dengan lapang; dasarnya adalah iman + lapang; baginya biasa saja dan sama saja ada musibah atau tidak ada musibah (hanya menganggapnya sebagai siklus yang pasti berlalu).
4)     Syukur: menerima musibah dengan syukur, positive thinking, dan berprasangka baik kepada Allah; dasarnya adalah iman + lapang + syukur; baginya mendapatkan musibah/kesulitan lebih baik daripada hidupnya datar tanpa kesulitan dan justru dengan itulah ia dapat merasakan betapa manisnya kesehatan atau kondisi ketika tidak ada musibah yang jauh lebih nikmat daripada level syukurnya orang biasa yang belum mendapatkan musibah.

Tingkatan ke-4 inilah sebagai level tertinggi dalam menghadapi kesulitan, karena menggabungkan dua hal: kelapangan hati dan rasa syukur (berprasangka baik kepada Allah). Untuk mencapainya, seseorang harus pernah/dapat melewati banyak dan beragam masalah dalam hidup. Bisa saja Anda belajar dari musibah/pengalaman orang lain, tetapi tanpa mengalaminya sendiri, ketika Anda mendapatkan musibah Anda tidak akan siap dan tidak akan sampai pada level ke-3, lebih-lebih pada level ke-4! Dengan belajar dari musibah/pengalaman orang lain, Anda hanya bisa sampai pada tingkatan “sabar” sementara tingkatan ini tidak/kurang bisa merasakan kebahagiaan saat mendapatkan musibah, karena ia hanya didasari atas iman dan mengharapkan pahala dari Allah. Dengan kata lain, Anda hanya akan merasakan kebahagiaan ketika tidak ada musibah, padahal masalah dan kesulitan itu datang silih berganti. Jadi… kapan Anda bisa menikmati hidup??? Artinya, Anda harus mengumpulkan banyak masalah, kemudian mengambil hikmah dan pelajaran atasnya, tidak ada cara lain, tidak bisa tidak! Maka inilah konsep ketiga dalam revolusi total syukur itu.

v Konsep KEEMPAT:
‘Buka mata, buka hati, lihat sekitar, lihat dunia, bentangkan pandangan, perhatikan media, cermati berita. Lihatlah ke bawah dan ke bawah lagi!’ Terlalu banyak manusia dengan pengalaman pahit, kesulitan, dan penderitaan yang tiada terperi.

Dan kemungkinan mereka akan berkata, "Penderitaan dan kesulitan yang Anda alami sama sekali tak ada artinya bagi kami!". Dan untuk masalah berupa harta/materi, kemungkinan besar mereka malah akan berucap, “Bagaimana mungkin Anda bisa mengatakan hal itu sebagai penderitaan?!, jika kami berada pada kondisi Anda, itu sudah cukup menjadi kebahagiaan buat kami!”

*Lebih jauh; Sepatutnya kita tersentak dan bersedih dengan keadaan kita, seekor cacing pun bersyukur dengan keadaannya. Kita perlu merenungi kehidupan... bahwa setiap makhluk ciptaan-Nya pun bersyukur dengan keadaan pada diri mereka dan semua dari mereka juga pohon-pohon, binatang melata, batu, gunung, planet, maupun bintang-bintang bertasbih pun bersujud (Al-Hajj: 18) kepada-Nya, sungguh kebanyakan manusia memang keterlaluan (Al-Hajj: 66, At-Taubah: 75-78, An-Naml: 73, dll).

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (Q.S. Al-Israa’: 44)

Lihatlah lebih dalam lagi, maka akan Anda dapati dan fahami konsep syukur nomor 4.

v Konsep KELIMA:
Konsep terakhir, konsep yang tidak semua orang pernah mengalaminya: Berkaitan dengan pengalaman-pengalaman mendekati kematian, namun ternyata masih bisa selamat dari kematian karena kehendak-NYA atau pengalaman-pengalaman sangat pahit dalam hidup. Coba selami masa lalu, mungkin sebagian dari kita pernah/beberapa kali mengalaminya (namun tak sadar?). Termasuk dalam konsep ini ialah jika Anda sangat menginginkan sesuatu/jalan/impian ‘A’, tetapi Anda malah mendapatkan ‘B’, dan kemudian diketahui bahwa ternyata ‘A’ dapat mengantarkan pada kematian/musibah besar.

Maka sangat bersyukurlah dalam sisa kehidupan Anda, atau dalam keberhasilan keluarnya Anda dari musibah besar, karena mungkin Anda seharusnya sudah tidak ada di alam ini atau tidak dalam kondisi seperti sekarang ini....

Sebenarnya konsep pertama sudah amat cukup untuk hidup dalam kedamaian, karena Anda telah menjadi investor terbaik yang ‘future value’-nya akan melebihi nilai seratus langit dan bumi sekalipun. Namun, tanamkan dalam-dalam 5 konsep revolusi total syukur di atas (mungkin Anda perlu me-review kembali dari atas), maka akan terbentangkan hati Anda seluas samudera bahkan lebih luas lagi. Tentu saja, Anda harus menerapkannya dalam kehidupan nyata dalam waktu yang cukup. Dan yang paling penting, setelah mereaksikan lima konsep tersebut dalam hati dan pikiran secara dalam (mengerti, faham, & menghayati), Anda dapat mencapai titik dimana Anda merasa menjadi orang PALING BERBAHAGIA di dunia! Percayalah... :) Daan, jika Anda bersama pasangan hidup Anda memiliki konsep yang serupa, maka Anda layak merasa menjadi PASANGAN PALING BERBAHAGIA di dunia. :)

"Bukanlah kekayaan itu banyaknya harta, tetapi kekayaan yang sesungguhnya, adalah KEKAYAAN JIWA." (H.R. Bukhari*)
*Kekayaan yang berada dalam hati, persepsi, pikiran, dan ‘pandangan’. Kosong dan penuh - dua-duanya merupakan produk dari 'pikiran' Anda sendiri. Sebagaimana Anda memandangi hidup, demikianlah kehidupan Anda.”

"Barangsiapa yang akhirat menjadi tujuan(utama)nya, Allah akan jadikan kekayaan dalam hatinya..." (H.R. Tirmidzi, shahih*)
*cukup mudah untuk menjadi orang kaya! :)

Anda memang orang-orang yang amat sangat beruntung!

“Ketika kehidupan memberi kita SERIBU alasan untuk menangis, tunjukkan bahwa kita mempunyai SEJUTA alasan untuk tersenyum.”

Bersyukurlah untuk memperoleh rizki, jangan menunggu memperoleh rizki untuk bersyukur. Dan tersenyumlah untuk bahagia, jangan menunggu bahagia untuk tersenyum. Berpikirlah positif untuk keselamatan, jangan menunggu keselamatan untuk berpikir positif. “Dan bersyukurlah untuk bahagia, jangan menunggu bahagia untuk bersyukur.”

Dengan pokok-pokok training di atas, mulai detik ini, semoga Anda telah lahir kembali dalam era baru. Akhirnya, selamat menempuh hidup baru dan selamat menjadi orang kaya yang pandai bersyukur serta selamat menjalani hidup bahagia! :D

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.